Gambar Sampul IPS · BAB II Perang Dunia II Serta Pengaruhnya Bagi Indonesia
IPS · BAB II Perang Dunia II Serta Pengaruhnya Bagi Indonesia
I Wayan Legawa, dkk

24/08/2021 13:44:25

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

19

Perang dunia kedua terjadi pada tahun 1939 sampai tahun 1945. Pihak-

pihak yang berperang dalam perang dunia kedua ini adalah kelompok negara

negara poros (Jerman, Italia dan Jepang) dengan kelompok negara-negara

sekutu (antara lain Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Belanda, Denmark dan

Norwegia). Secara garis besar perang ini terbagi dalam perang di kawasan

Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Di Eropa Perang ini diawali oleh serangan

Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Serangan ini telah memicu

berbagai peperangan lain di kawasan Eropa. Di sisi lain, Jepang, yang berada

di kawasan Asia pasifik, secara tiba-tiba mengebom pangkalan Angkatan Laut

Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii) pada 7 Desember 1941. Jepang dalam

waktu yang relatif singkat berhasil menduduki basis militer Amerika Serikat dan

sekutunya di Asia-Pasifik. Beberap kepulauan di Lautan Pasifik dan daerah

jajahan Inggris, Perancis, dan Belanda di Asia Timur dan Asia Tenggara diduduki.

Jepang memang telah lama bercita-cita membentuk imperiuam Asia Timur Raya.

Perang Dunia kedua ini telah membawa pengaruh yang besar bagi Indonesia.

PERANG DUNIA II DAN

PENGARUHNYA BAGI INDONESIA

PETA KONSEP

BAB

II

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan memiliki

kemampuan untuk menjelaskan Perang Dunia II dan

pengaruhnya terhadap Indonesia.

Perang Dunia II, Pendudukan Jepang

KAKA

KAKA

KA

TT

TT

T

A KUNCIA KUNCI

A KUNCIA KUNCI

A KUNCI

PERANG DUNIA II DI

DARATAN EROPA

PERANG PASIFIK DAN

PENGARUHNYA BAGI

INDONESIA

PENDUDUKAN JEPANG DI

INDONESIA

PERANG DUNIA II DAN

PENGARUHNYA BAGI INDONESIA

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

20

A. Perang Dunia II di Daratan Eropa

Seperti telah disebut pada 1 September 1939 Jerman menyerang Polandia.

Serangan ini menandai munculnya Perang Dunia II. Pendudukan Jerman atas

Polandia menjadi ancaman bagi Uni Sovyet. Oleh karena itu, Uni Sovyet

menyerang Polandia dari arah Timur. Tujuan serangan Uni Sovyet adalah untuk

membendung ancaman atau gerakan tentara Jerman ke daerah di sebelah

Timur Polandia. Akhirnya, Polandia diduduki oleh Jerman dan Uni Sovyet.

Sedangkan Inggris dan Perancis tidak mampu menolong Polandia, meskipun

kedua negara itu telah menyatakan perang kepada Jerman pada 3 September

1939.

Pada tanggal 10 Mei 1940, Jerman menyerbu Belanda, Belgia, dan Lux-

emburg. (Perhatikan Gb. 2.1: Serangan Jerman di Front Barat). Serangan ini

dilanjutkan ke Perancis pada awal bulan Juni 1940, melalui kota Sedan

(Perhatikan Gb. 2.2). . Perancis yang diserang dari Utara dan Selatan tidak

dapat mempertahankan diri dari serangan Jerman. Oleh karena itu, Jenderal

de Gaulle melarikan diri ke Inggris untuk membentuk pemerintahan pengasingan

di London, Inggris.

Jerman melanjutkan pertempuran di front Barat dengan menyerbu Inggris.

Usaha Jerman untuk menguasai Inggris mengalami kegagalan karena beberapa

sebab, di antaranya: (1) wilayah Inggris terpisah dari daratan Eropa sehingga

Jerman tidak dapat menyerang Inggris secara langsung, (2) Inggris memiliki

angkatan perang yang lebih baik dibandingkan negara-negara Eropa daratan,

dan (3) Inggris mendapat bantuan peralatan perang dari Amerika Serikat. Atas

dasar kenyataan itu, Jerman bersama-sama dengan Italia dan Jepang

menandatangani pakta pertahanan militer pada tanggal 27 September 1940,

Gambar. 2.1 Strategi Serangan Jerman di Front Barat.

Perhatikan pembagian

kekuatan Angkatan Daratnya menjadi tiga, yaitu Group A di tempatkan di sektor

Tengah, Group B ditempatkan di sektor Utara, dan Group C ditempatkan di

sektor Selatan, guna menyerbu Belgia, Netherland, dan Luxemburg.

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

21

yang berisi kesepakatan untuk saling membantu apabila salah satu dari mereka

diserang oleh negara lain.

Di samping front Barat, Perang Eropa juga terjadi di front Timur dengan

pusat peperangan di wilayah yang memisahkan Jerman dan Uni Sovyet. Pada

tanggal 22 Juni 1941, Jerman melancarkan serangan ke arah Timur dengan

tujuan untuk menguasai Uni Sovyet. (Perhatikan Gb. 2.3). Serangan Jerman ke

arah Timur sangat merugikan Jerman karena menyebabkan hubungan Uni

Gambar. 2.2.

Serangan

Jerman di Front Barat

Tampak jelas serangan yang

dilakukan Jerman ke wilayah

Eropa Barat bagian Selatan.

Sasaran serangan Jerman

adalah Perancis.

Gambar. 2.3. Peperangan di Front

Timur.

Gambar menunjukkan

serangan yang dilakukan Jerman

ke negara-negara di sebelah

Timur. Sasaran utama serangan

Jerman adalah Uni Sovyet. Namun,

Uni Sovyet tidak tinggal diam dan

melancarkan serang ke arah barat.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

22

Sovyet dengan Perancis dan Inggris menjadi lebih dekat, sehingga kekuatan

lawan menjadi lebih kuat.

B. Perang Pasifik dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

1. Perang Pasifik

Perang Eropa kemudian berubah menjadi Perang Dunia II, setelah

Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Hancurnya

Pearl Harbour, memudahkan Jepang untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu

membentuk Persekmakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia

Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia

berhasil diduduki oleh Jepang. (Lihat Gb. 2.4).

Jepang dengan mudah menguasai

daerah-daerah di Asia Timur dan Asia

Tenggara. Seolah-olah, Jepang tidak

mendapat perlawanan yang berarti dari

negara-negara Barat (Inggris, Perancis,

Belanda, dan Amerika Serikat) untuk

menguasai daerah-daerah Asia Tenggara.

Jepang mulai mengalami kesulitan,

setelah Amerika Serikat menarik sebagian

pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942,

serangan Jepang terhadap Australia dapat

dihentikan karena tentara Jepang menderita

kekalahan dalam pertempuran Laut Koral

(Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai

juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika

Serikat dalam pertempuran di Midway pada

bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942,

pasukan Amerika Serikat mendarat di

Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan pada bulan Februari 1943, tentara

Jepang telah dipukul mundur dari sana dengan menderita kerugian yang

sangat besar.

Sejak tahun 1943, Jepang harus merubah strategi perangnya dari

ofensif (menyerang) menjadi defensif (bertahan). Pendek kata, kendali

Perang Pasifik mulai dipegang Amerika Serikat. Artinya, Amerika Serikatlah

yang menentukan waktu serangan akan dilakukan. Sedangkan Jepang

sebagai pihak yang mulai terdesak hanya bisa menunggu dan berusaha

untuk mempertahankan wilayah yang telah didudukinya.

Gambar. 2.4

Perang Dunia II di

Lautan Pasifik dan

Daerah Pendudukan

Jepang di Asia-Pasifik

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

23

2. Menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan Pengaruhnya bagi

Indonesia

Jepang secara perlahan, tapi pasti harus mengakui keunggulan Amerika

Serikat di setiap medan pertempuran. Pada bulan Februari 1944, pasukan

Amerika Serikat berhasil mengusir tentara Jepang dari Kwayalein di Kepulauan

Marshall. Pasukan Sekutu terus bergerak menuju ke Jepang sebagai pusat

kekuatannya. Pada bulan Juni 1944, pasukan pengebom B-29 Amerika Serikat

mulai berhasil melumpuhkan pasukan Jepang di beberapa daerah yang

strategis. Bahkan, Angkatan Laut Jepang berhasil dilumpuhkan oleh pasukan

Sekutu di Laut Filipina. Pada bulan Juli 1944, Jepang harus kehilangan

pangkalan Angkatan Laut di Saipan (kepulauan Mariana).

Ketika pasukan Jepang

kewalahan menghadapi pasukan

sekutu, Jepang kemudian berusaha

mendapatkan dukungan dan

bantuan daerah jajahan untuk

keperluan perang. Oleh karena itu

Jepang kemudian mengadakan

mobilisasi politik dan ekonomi

wilayah jajahan, termasuk wilayah

jajahan Indonesia.

Mobilisasi politik dilakukan

dengan cara membentuk

organisasi militer dan semi militer.

Organisasi militer dan semi militer

itu antara lain Heiho, Pembela

Tanah Air (PETA), Jawa Hokokai,

Gerakan Tiga A dan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Semua organisasi itu

dibentuk oleh Jepang dengan harapan dapat mendukung Jepang dalam

perangnya melawan pasukan sekutu.

Di samping itu, untuk semakin menarik simpati rakyat Indonesia agar

mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang memberikan

‘janji kemerdekaan di kemudian hari’. Indonesia pun dijanjikan akan diberikan

kemerdekaan di kemudian hari. Untuk itu Jepang kemudian membentuk

BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indone-

sia). Dalam bahasa Jepang BPUPKI disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Untuk

melanjutkan tugas-tugas persiapan kemerdekaan Indonesia, BPUPKI

kemudian diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Dalam bahasa Jepang PPKI disdebut dengan Dokuritsu Junbi Inkai. Untuk

semakin meyakinkan rakyat Indonesia, Komando Tentara Jepang wilayah

Selatan menyepakati bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan pada tanggal

7 September 1945. Bahkan, beberapa pemimpin Indonesia (diantaranya

Sukarno) diundang pemerintah Jepang untuk menerima informasi tersebut.

Gambar 2.5

Salah satu pertempuran di laut Pasifik antara Jepang dan Sekutu

(Sumber: PK. Ojong, 2001).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

24

Sedangkan mobilisasi ekonomi dilakukan dengan memaksa penduduk

untuk menyerahkan kekayaannya guna kepentingan perang, demi

kemakmuran bersama. Setiap penduduk diwajibkan menyerahkan

kekayaannya kepada pemerintah Jepang. Rakyat harus menyerahkan barang-

barang berharga (emas dan berlian), hewan, bahan makanan kepada

pemerintah Jepang. Untuk memperlancar usaha-usahanya, Jepang

membentuk Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa) dan Nogyo Kumiai

(Koperasi Pertanian). Mobilisasi politik dan ekonomi yang dilakukan Jepang

cukup berhasil, tetapi tidak cukup untuk menghadapi serangan pasukan

Sekutu.

Pasukan Jepang pun akhirnya mengakui keunggulan pasukan sekutu.

Apalagi setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh Amerika

Serikat. Kota Hiroshima di bom pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9

Agustus 1945.. Sebelum sempat memberikan kemerdekaan kepada

Indonesia, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14

Agustus 1945. Sementara perang yang terjadi di daratan Eropa sudah lebih

dulu berakhir dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu pada 7 Mei 1945.

C. Berakhirnya Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Negara-

Negara Jajahan

Sebagaimana diketahui bahwa Jerman berhasil menduduki sebagian

besar Eropa Kontinental. Perancis Utara, Belgia, Belanda, Luxemburg, Austria,

Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan negara Balkan sampai ke Kretta berhasil

diduduki oleh Jerman. Pendudukan Jerman atas Rumania yang kaya akan

minyak ditentang oleh Uni Soviet. Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Mutolof minta

pertanggungjawaban Jerman atas agresinya ke wilayah sebelah Timut, tetapi

tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Uni Soviet menjadi sekutu Inggris,

namun, Rumania dan Bulgaria memihak Jerman.

Sementara, pasukan Italia berhasil dikalahkan oleh pasukan Inggris yang

dipimpin oleh Wavell dalam pertempuran di Afrika Utara. Kekalahan itu

menyebabkan terjadi kerusuhan di dalam negeri Italia. Untuk menghindari

masuknya pasukan Inggris ke Italia, Jerman mengirimkan pasukannya ke Italia

untuk menduduki beberapa daerah yang strategis. Italia berada di bawah

pengawasan tentara Jerman. Pasukan Jerma di bawah pimpinan Erwin

Rommel menyerbu Afrika dan berhasil memukul pasukan Inggris sampai ke

perbatasan Mesir.

Kemenangan pasukan Jerman di berbagai medan pertempuran mulai

mendapat pukulan dari pasukan Sekutu sejak tahun 1942. Tanda-tanda

kekalahan Blok Poros (Jerman, Italia dan Jepang) mulai tampak dari peristiwa-

peristiwa sebagai berikut:

1. Kekalahan Jepang dalam pertempuran Laut Karang pada 7 Mei 1942.

2. Tentara Jerman menderita kekalahan dalam pertempuran di El-Alamein,

dekat Alexandria dari pasukan Inggris yang dipimpin oleh Robert

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

25

Montgomery dan Alexander.

3. Pasukan Jerman yang menyerbu Rusia berhasil dikalahkan oleh tentara

Uni Soviet yang dipimpin oleh Marsekal Syukof dalam pertempuran di

Stalingrad.

Di samping itu, Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil mengirimkan

pasukannya ke Italia melalui Sicilia dan Napoli. Tentara Jerman gagal

mempertahankan Italia. Mussolini terbunuh dan Italia menyerah kepada Sekutu

pada bulan Mei 1944. Pendaratan tentara Sekutu di pantai Selatan Italia dan

Perancis merupakan gerak tipu untuk memancing pasukan tank Jerman agar

bergerak ke Selatan. Pada hal, Sekutu akan mendaratkan pasukannya secara

besar-besaran di Normandia. Sementara, pasukan Uni Soviet berhasil

memukul mundur pasukan Jerman dalam pertempuran di Stalingrad, dan

secara berturut-turut berhasil merebut Polandia, Rumania, dan Bulgaria.

Bahkan bersama-sama dengan pasukan partisan Joseph Bros Tito, pasukan

Uni Soviet berhasil membebaskan Yugoslavia (1944) dan Hungaria (1945)

dari kekuasaan Jerman.

Di medan pertempuran Barat dan Tengah, pasukan Eisenhower dan

pasukan Montgomery menyerbu Normandia pada 6 Juni 1944. Jenderal

Rommel dan Rundstedt tidak mampu menahan gempuran pasukan Sekutu.

Pada bulan Agustus 1944, Perancis berhasil direbut dari kekuasa-an Jerman.

Sedangkan Belgia berhasil dimerdekakan dari kekuasaan Nazi 10 hari

kemudian. Tentara Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis menyer-bu ke

Jerman menuju Berlin. Sedangkan pasukan Syukof menyerbu Berlin dari

sebelah Timur. Goring berhasil ditangkap oleh pasukan Amerika Seri-kat.

Sedangkan Hitler dan Gobbels bunuh diri. Sementara, Laksamana Donitz

menyerah tanpa syarat pada tanggal 8 Mei 1945. Akhirnya, Jerman dinyatakan

menyerah tanpa syarat pada saat itu. Jerman menandatangani perjanjian

perdamaian di Potsdam pada tanggal 2 Agustus 1945.

Pasukan Amerika Serikat berhasil menghancurkan Kaigun Jepang.

Jenderal Mac Arthur dan Laksamana Chester Nimitz secara berturut berhasil

menduduki Filipina (1944), Iwojima dan Okinawa (1945). Di sam-ping itu,

Amerika Serikat berhasil menjatuhkan bom atom di atas kota Hiroshima dan

Nagasaki. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14

Agustus 1945. Jepang menandatangani perjanjian di atas kapal perang USS

Missouri di teluk Tokyo pada 2 September 1945.

Kedua perjanjian di atas, berisi ketentuan yang hampir sama, di antaranya:

1. Jerman dan Jepang harus membayar kerugian biaya perang.

2. Semua penjahat perang harus dijatuhi hukuman.

3. Jerman dan Jepang harus didemiliterisir.

4. Jerman dibagi menjadi 4 zona (daerah) dan masing-masing zona di

bawah pengawasan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia.

5. Wilayah Polandia diperbesar dengan Danzig dan sebagian wilayah

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

26

Jerman.

6. Kota Berlin dipecah menjadi dua.

Akibat-akibat Perang Dunia II, di antaranya:

1. Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan politik dan militer baru yang

sangat disegani, terutama karena kemampuan financialnya.

2. Uni Soviet muncul sebagai negara yang berpengaruh dengan ‘beruang

merah’ dan merupakan ancaman bagi Amerika Serikat.

3. Terjadi persaingan yang hebat antara kedua negara besar tersebut

karena masing-masing berkeinginan menjadi pemimpin dunia.

4. Perancis sebagai salah satu anggota Sekutu yang paling menderita

kerugian karena wilayahnya menjadi medan pertempuran.

5. Imperialisme Barat di Asia mengalami keruntuhan. Kesempatan itu di-

manfaatkan oleh bangsa-bangsa Asia untuk memproklamirkan kemer-

dekaannya.

a. Indonesia, 17 Agustus 1945,

b. Filipina, 4 Juli 1946 (janji Amerika Serikat tahun 1936),

c. India dan Pakistan menjadi dominion, 15 Agustus 1947,

d. Burma, 4 Januari 1948,

e. Cyolon menjadi dominion, 4 Februari 1948,

f. India merdeka, 26 Januari 1950,

g. Vietminh masih berjuang melawan Vietnam (Perancis) di bawah

pimpinan Ho Chi Minh.

D. Pendudukan Jepang di Indonesia

1. Masuknya Jepang Ke Indonesia

Tentu, kalian masih ingat bahwa Jepang dengan mudah berhasil

menguasai daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Mengapa demikian? Karena: (1) Jepang telah berhasil menghancurkan

pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal

7 Desember 1941; (2) Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda)

sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman; (3) Bangsa-

bangsa di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin

Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga tidak memberi

perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka

cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan

bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.

Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret

1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa

syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang

berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

27

kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan

senang, perasaan gembira karena akan membebaskan

bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa

Belanda.

Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan

sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang

merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat

menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada

awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan

hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam

kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara

imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis

baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara

imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan

mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan

pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu,

daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi

kemajuan industri Jepang. Apalah arti kemajuan industri

apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku)

yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang

luas.

Dengan demikian, jelas

bahwa tujuan kedatangan

Balatentara Jepang ke

Indonesia adalah untuk

menanamkan

kekuasaannya, untuk

menjajah Indonesia. Artinya,

semboyan Gerakan 3A dan

pengakuan sebagai

‘saudara tua’ merupakan

semboyan yang penuh

kepalsuan. Hal itu dapat

dibuktikan dari beberapa

kenyataan yang terjadi

selama pendudukan

Balatentara Jepang di

Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa

Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol

secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri

Jepang, melalui berbagai cara berikut:

Gambar 2.6

Penduduk Menyambut Kedatangan Jepang Tahun

1942 (Sumber: PK. Ojong, 2001)

Gambar 2.7

Anak-anak Sedang Memberi Penghormatan pada Tentara Jepang (Sumber: Arsip

Nasional RI, 1988).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

28

a. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha.

Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda

dan petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan

pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika

menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan

dan berbagai penyakit

b. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus

diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang.

c. Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong

guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.

2. Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang

Setelah menduduki Indonesia Jepang mengambil berbagai kerbijakan.

Kebijakan Pemerintah Balatentara Jepang, meliputi berbagai bidang,

diantaranya.

a. Bidang ekonomi

1) Perluasan areal persawahan. Setelah menduduki Indonesia, Jepang

melihat bahwa produksi beras tidak akan mampu meme-nuhi

kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal

persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demi-

kian produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun.

2) Pengawasan pertanian dan perkebunan. Pelaksanaan pertanian

diawasi secara ketat dengan tujuan untuk mengendalikan harga

barang, terutama beras. Hasil pertanian diatur sebagai berikut: 40%

untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah Jepang dengan

harga yang sangat murah, dan 30% harus diserahkan ke ‘lumbung

desa’. Ketentuan itu sangat merugikan petani dan yang berani

melakukan pelanggaran akan dihukum berat. Badan yang

menangani masalah pelanggaran disebut Kempetai (Korps Polisi

Militer), suatu badan yang sangat ditakuti rakyat.

Pengawasan terhadap produksi perkebunan dilakukan secara ketat.

Jepang hanya mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet

dan kina. Kedua jenis tanaman itu berhubungan langsung dengan

TAHUN

PADI

PALAWIJA

1941

8.992.480.700

12.152.578.100

1942

8.

308.198.900

11.805.436.700

1943

8.112.522.500

10.710.966.900

1944

6.811.555.000

9.005.566.400

Sumber: G. Mudjanto, 1992.

Tabel 2.1

Produksi Pangan Tahun 1941-1944

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

29

kepentingan perang. Sedangkan tembakau, teh, kopi harus dihentikan

penanamannya karena hanya ber-hubungan dengan kenikmatan. Padahal,

ketiga jenis tanaman itu sangat laku di pasaran dunia. Dengan demikian,

kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi sangat merugikan rakyat.

Pengerahan sumber daya ekonomi untuk kepentingan perang. Untuk

menguasai hasil-hasil pertanian dan kekayaan penduduk, Jepang selalu

berdalih bahwa untuk kepentingan perang. Setiap penduduk harus

menyerahkan kekayaannya kepada pemerintah Jepang. Rakyat harus

menyerahkan barang-barang berharga (emas dan berlian), hewan, bahan

makanan kepada pemerintah Jepang. Untuk memperlancar usaha-

usahanya, Jepang membentuk Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa)

dan Nogyo Kumiai (Koperasi Pertanian).

Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi telah

mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia semakin sengsara dan penuh

penderitaan. Penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia selama

pendudukan Jepang lebih buruk apabila dibandingkan dengan penderitaan

dan kesengsaraan pada masa penjajahan Belanda. Padahal, Jepang

menduduki Indonesia hanya tiga setengah tahun, sedangkan Belanda

menjajah Indonesia selama tiga setengah abad.

b. Bidang pemerintahan

Pada dasarnya pemerintahan pendudukan Jepang adalah peme-

rintahan militer yang sangat diktator. Untuk mengendalikan keadaan,

pemerintahan dibagi menjadi beberapa bagian. Jawa dan Madura

diperintah oleh Tentara ke 16 dengan pusatnya di Jakarta (dulu Batavia).

Sumatera diperintah oleh Tentara ke 25 dengan pusatnya di Bukittinggi

(Sumbar). Sedangkan Indonesia bagian Timur diperintah oleh Tentara ke

2 (Angkatan Laut) dengan pusatnya di Makasar (Sulsel). Pemerintahan

Angkatan Darat disebut Gunseibu, dan pemerintahan Angkatan Laut

disebut Minseibu.

Masing-masing daerah dibagi menjadi beberapa wilayah yang lebih

kecil. Pada awalnya, Jawa dibagi menjadi tiga provinsi (Jawa Barat, Jawa

Tengah, dan Jawa Timur) serta dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta

dan Surakarta. Pembagian ini diang-gap tidak efektif sehingga dihapuskan.

Akhirnya, Jawa dibagi menjadi 17 Karesidenan (Syu) dan diperintah oleh

seorang Residen (Syucokan). Keresidenan terdiri dari kotapraja (Syi),

kabupaten (Ken), kawedanan atau distrik (Gun), kecamatan (Son), dan

desa (Ku).

Sumatera dibagi menjadi 10 karesidenan dan beberap sub-kare-

sidenan (Bunsyu), distrik, dan kecamatan. Sedangkan daerah Indonesia

Timur yang dikuasai Angkatan Laut Jepang dibagi menjadi tiga daerah

kekuasaan, yaitu: Kalimantan, Sulawesi, dan Seram (Maluku dan Papua).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

30

Masing-masing daerah itu dibagi menjadi beberapa karesidenan,

kabupaten, sub-kabupaten (Bunken), distrik, dan kecamatan.

Pembagian daerah seperti di atas dimaksudkan agar semua daerah

dapat diawasi dan dikendalikan untuk kepentingan pemerintah balatentara

Jepang. Namun, untuk menjalankan pemerintahan yang efektif dibutuhkan

jumlah personil (pegawai) yang banyak jumlahnya. Sedangkan jumlah

orang Jepang yang ada di Indonesia tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan tenaga dalam bidang pemerintahan. Untuk mengawai dan

menjalankan pemerintahan secara efektif merupakan tantangan yang

berat karena terbatasnya jumlah pegawai atau orang-orang yang dapat

dipercaya untuk memegang jabatan penting dalam pemerintahan.

Untuk mengatasi kekurangan jumlah pegawai, pemerintah Jepang

dapat menempuh beberapa pilihan, di antaranya:

1. Memanfaatkan orang-orang Belanda yang masih ada di Indonesia.

Pilihan ini sangat tidak mungkin karena Jepang sedang menanamkan

sikap anti Belanda di kalangan pen-duduk Indonesia.

2. Menggunakan tenaga Timur Asing (Cina). Pilihan ini juga sangat berat

karena Cina dianggap sebagai lawan politik Jepang yang paling

berbahaya untuk mewujudkan cita-cita Jepang, yaitu membangun

Asia Timur Raya.

3. Memanfaatkan penduduk Indonesia. Pilihan ini dianggap yang paling

realistik karena sesuai dengan semboyan ‘Jepang sebagai saudara

tua’ yang ingin membebaskan suadara mudanya dari belenggu

penjajahan bangsa Eropa. Di samping itu, pemakaian bangsa

Indonesia sebagai dalih agar bangsa Indonesia benar-benar bersedia

membantu untuk memenangkan perang yang sedang dilakukan

Jepang.

Sebenarnya, pilihan-pilihan di atas sama-sama tidak mengun-

tungkan. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan (bahkan terpaksa)

Jepang memilih penduduk Indonesia untuk membantu menjalankan roda

pemerintahan. Jepang pun dengan berat harus menyerahkan beberapa

jabatan kepada orang Indonesia. Misalnya, Departemen Urusan Agama

dipimpin oleh Prof. Husein Djajadiningrat, serta Mas Sutardjo

Kartohadikusumo dan R.M.T.A. Surio sebagai Residen Jakarta dan

Residen Bojonegoro. Di samping itu, beberapa tokoh nasional yang men-

dapat kepercayaan untuk ikut menjalankan roda pemerintahan adalah Ir.

Soekarno, Mr. Suwandi, dr. Abdul Rasyid, Prof. Dr. Supomo, Mochtar bin

Prabu Mangkunegoro, Mr. Muh, Yamin, Prawoto Sumodilogo, dan

sebagainya. Bahkan, kesempatan untuk duduk dalam Badan

Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In), semacam Volksraad pada zaman

Belanda semakin terbuka.

Kesempatan untuk menduduki beberapa jabatan dalam peme-

rintahan Jepang dan menjalankan roda pemerintahan merupa-kan

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

31

pengalaman yang berharga bagi bangsa Indonesia, terutama setelah

Indonesia merdeka. Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia

harus mampu menjalankan pemerintahan secara baik. Oleh karena itu,

pengalaman pada masa pemerin-tahan Jepang merupakan modal yang

sangat berguna karena bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk

mengelola orga-nisasi besar seperti negara.

c. Bidang militer

Sejak awal pendudukannya, Jepang selalu berusaha menarik hati

bangsa Indonesia agar bersedia membantu pemerintah Jepang dalam usaha

untuk memenangkan peperangan melawan Sekutu. Bangsa Indonesia hampir

selalu dilibatkan dalam berbagai organisasi militer maupun organisasi semi

militer.

Beberapa organisasi militer yang dibentuk pemerintah Jepang, di

antaranya:

1) Heiho (pembantu prajurit Jepang) adalah kesatuan militer yang dibentuk

oleh pemerintah Jepang yang beranggotakan para pemuda Indonesia.

Heiho menjadi bagian Angkatan Darat maupun Angkatan Laut Jepang.

Anggota Heiho mendapat latihan

kemiliteran agar mampu menggantikan

prajurit Jepang di dalam peperangan. Para

anggota Heiho mendapat latihan untuk

menggunakan senjata (senjata anti

pesawat, tank, artileri medan, mengemudi,

dan sebagainya). Namun, tidak ada

satupun anggota Heiho yang berpangkat

perwira. Pangkat perwira hanya

dipeuntukkan bagi orang-orang Jepang.

Para anggota Heiho mendapat latihan

kemiliteran. Untuk itu, pemerin-tah Jepang

menugaskan seksi khusus dari bagian

intelejen untuk melatih para anggota Heiho.

Latihan dipimpin oleh Letnan Yana-gawa

dengan tujuan agar para pemuda

Indonesia dapat melak-sanakan tugas intelejen.

2) Pembela Tanah Air (PETA) dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943.

Menjelang berakhirnya latihan kemiliteran angkatan ke 2, keluarlah surat

perintah untuk membentuk PETA. Namun, Letjen Kamakici Harada

memutuskan agar pembentukkan PETA bukan inisiatif pemerintah

Jepang, melainkan inisiatif bangsa Indonesia. Untuk itu, dicarilah seorang

putera Indonesia yang berjiwa nasionalis untuk memimpin PETA.

Akhirnya, pemerintah Balatentara Jepang meminta Gatot Mangunpraja

Gambar 2.8

Jajaran Angkatan Muda, mulai kanak-kanak dilatih kemiliteran

oleh Jepang (Sumber: Tugiyono, 1985).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

32

(seorang nasionalis yang bersimpati terhadap Jepang) untuk menulis

permohonan pembentukkan tentara PETA.

Surat permohonan telah dikirim pada tanggal 7 September 1943 dan

permohonan itu dikabulkan dengan dikeluarkan peraturan yang disebut

Osamu Seirei No. 44, tanggal 3 Oktober 1943. Pembentukkan PETA,

ternyata menarik perhatian para pemuda Indonesia, terutama yang telah

mendapat pendidikan

sekolah menengah dan para

anggota Seinendan.

Keanggotaan PETA

dibedakan dalam beberapa

pangkat yang berbeda

(sebenarnya bukan pangkat,

tetapi nama jabatan). Ada

lima macam pangkat, yaitu:

(1) Daidanco (Komandan

Batalyon), (2) Cudanco

(Komandan Kompi), (3)

Shudanco (Komandan

Peleton), (4) Budanco

(Komanda Regu), dan (5)

Giyuhei (Prajurit Sukarela).

Daidanco (Komandan Batalyon) dipilih dari tokoh-tokoh masyarakat

yang terkemuka seperti pegawai pemerintah, pemimpin agama, pamong

praja, para politikus, penegak hukum, dan sebagainya. Cudanco

(Komandan Kompi) dipilih dari mereka yang bekerja, tetapi belum memiliki

jabatan yang tinggi seperti para guru, juru tulis, dan sebagainya. Shudanco

(Komandan Peleton) biasanya dipilih dari para pelajar sekolah lanjutan

pertama dan atas. Budanco (Komanda Regu) dan Giyuhei (Prajurit

Sukarela) dipilih dari para pelajar sekolah dasar.

Para pemuda yang menjadi anggota PETA dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu; (1) mereka yang menjadi anggota PETA dengan semangat

yang tinggi, (2) mereka yang menjadi anggota PETA karena dipengaruhi

orang lain, dan (3) mereka yang menjadi anggota PETA dengan perasaan

acuh tak acuh. Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa

kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik akan membawa perubahan

hidup bangsa Indonesia, yaitu sebagai bangsa yang merdeka. Di sam-

ping itu, ada yang percaya pada ramalan Joyoboyo bahwa Jepang akan

meninggalkan Indonesia dan Indonesia akan menjadi negara yang

merdeka. Untuk itu, Indonesia memerlukan tentara untuk mengamankan

wilayahnya.

Para anggota PETA mendapat pendidikan militer di Bogor pada

lembaga Jawa Boei Giyugun Kanbu Renseitai (Korps Latihan Pemimpin

Gambar 2.9

Para wanita dilatih baris-berbaris (Sumber: Tugiyono, 1985)

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

33

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa). Nama lembaga itu kemudian

berubah menjadi Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai (Korps Pendidikan

Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa). Setelah mendapat

pendi-dikan, mereka ditempatkan pada daidan-daidan yang tersebar di

Jawa, Madura, dan Bali.

Dalam perkembangannya, beberapa anggota PETA mulai kecewa

terhadap pemerintah Balatentara Jepang. Kekecewaan itu berujung pada

meletusnya pemberontakkan.

Pemberontakkan PETA

terbesar terjadi di Blitar pada

tanggal 14 Februari 1945 yang

djipimpin oleh Supriyadi.

Pemberontakkan itu dipicu

karena kekejaman Jepang

dalam memperlakukan para

pemuda yang dijadikan tenaga

romusha.

Adapun organiasi semi

militer yang dibentuk Jepang

antara lain;

1)

Gerakan 3A (Jepang

Pemimpin Asia, Jepang

Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia) merupakan organisasi sosial

yang bertujuan untuk mewadahi bangsa Indonesia agar lebih mudah untuk

mengaturnya, terutama untuk mencapai tujuan Jepang. Gerakan 3A yang

dipimpin oleh Mr. Syamsuddin, bertujuan:

a) Menghimpun bangsa indonesia untuk mengabdi kepada kepentingan

Jepang.

b) Mempropagandakan kemenangan Jepang.

c) Menanamkan anti Barat, terutama Belanda, Inggris, dan USA.

2) Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Putera dibentuk untuk menggantikan

Gerakan 3 A. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan

semangat bangsa Indonesia dalam membantu pemerintah Jepang dalam

perang melawan Sekutu. Putera didirikan pada tanggal 1 Maret 1943

dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan

Kyai Haji Mansyur. Mengapa Jepang memilih tokoh-tokoh yang terkenal

dan berpengaruh untuk memimpin Putera? Namun, para tokoh pergerakan

nasional itu ingin menggunakan Putera sebagai alat perjuangan. Maksud

tersebut diketahui oleh Jepang sehingga organisasi itu dibubarkan pada

tahun 1944. Dengan demikian, maksud pembentukkan Putera tidak dapat

mencapai hasil yang diinginkan.

3) Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa). Organisasi ini dibentuk pada

Gambar 2.10

Latihan Seinendan bagi para pemuda (Sumber: Tugiyono, 1985).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

34

tahun 1944, setelah kedudukan pasukan Jepang semakin terdesak.

Tujuannya adalah untuk menggerakan seluruh rakyat Indonesia agar

berbakti kepada Jepang. Sebagai tanda bahwa rakyat benar-benar

berbakti, maka rakyat harus rela berkurban, baik harta benda maupun

jiwa dan raga untuk kepentingan perang Jepang. Rakyat Indonesia harus

menyerah-kan emas, intan, dan segala harta benda (terutama beras)

untuk kepentingan perang.

Akibatnya, kemiskinan merajalela di mana-mana, rakyat hanya

berpakaian karung goni, rakyat banyak yang mati karena kelaparan.

Rakyat dididik/dilatih kemiliteran untuk memperkuat pertahanan Indonesia

apabila diserang oleh Sekutu. Rakyat dipaksa untuk melaksanakan kerja

paksa untuk membangun barak-barak militer. Rakyat dipaksa untuk

menjadi romusha.

d. Bidang sosial

Salah satu kebijakan yang cukup penting dalam bidang sosial adalah

pembagian kelas masyarakat seperti pada zaman Belanda. Masyarakat

hanya dibedakan menjadi ‘saudara tua’ (Jepang) dan ‘saudara muda’

(Indonesia). Sedangkan penduduk Timur asing, terutama Cina adalah

golongan masyarakat yang sangat dicurigai karena di negeri leluhurnya

bangsa Cina telah

mempersulit bangsa

Jepang dalam

mewujudkan cita-citanya.

Hal ini sesuai dengan

propaganda Jepang bahwa

‘Asia untuk bangsa Asia’.

Namun dalam

kenyataannya, Indonesia

bukan untuk bangsa Asia,

melainkan untuk bangsa

Jepang. Untuk mencapai

tujuannya, Jepang

mengeluarkan beberapa

kebijakan di bidang sosial,

seperti:

1) Pembentukkan Rukun Tetangga (RT). Untuk mempermudah pengawasan

dan pengerahan penduduk, pemerintah Jepang membentuk Tanarigumi

(RT). Pada waktu itu, Jepang membu-tuhkan tenaga yang sangat besar

jumlahnya untuk membuat benteng-benteng pertahanan, lapangan

pesawat terbang darurat, jalan, dan jembatan. Pengerahan masyarakat

sangat terasa dengan adanya Kinrohoishi (kerja bakti yang menyerupai

Gambar 2.11

Para petani menyerahkan padi ke Jepang (Sumber: Tugiyono, 1985)

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

35

dengan kerja paksa). Oleh karena itu, pembentukkan RT dipandang

sangat efektif untuk mengerahkan dan mengawasi aktivitas masyarakat.

2) Romusha adalah pengerahan tenaga kerja secara paksa untuk

membantu tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh Jepang. Pada

awalnya, romusha dilaksanakan dengan sukarela, tetapi lama kelamaan

dilaksanakan secara paksa. Bahkan, setiap desa diwajibkan untuk

menyediakan tenaga dalam jumlah

tertentu. Hal itu dapat dimaklumi karena

daerah peperangan Jepang semakin

luas. Tenaga romusha dikirim ke

beberapa daerah di Indonesia, bahkan

ada yang dikirim ke

Malaysia, Myanmar, Serawak, Thai-

land, dan Vietnam. Para tenaga

romusha diperlakukan secara kasar

oleh Balatentara Jepang. Mereka

dipaksa untuk bekerja berat tanpa

mendapatkan makanan, minuman,

dan jaminan kesehatan yang layak.

Kekejaman Jepang terhadap tenaga

romusha menyebabkan para pemuda

berusaha menghindar agar tidak

dijadikan tenaga romusha. Akhirnya,

Jepang mengalami kesulitan untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kasar.

3) Pendidikan. Pada zaman Jepang, pendidikan mengalami peru-bahan.

Sekolah Dasar (Gokumin Gakko) diperuntukkan untuk semua warga

masyarakat tanpa membedakan status sosialnya. Pendidikan ini

ditempuh selama enam tahun. Sekolah menengah dibedakan menjadi

dua, yaitu: Shoto Chu Gakko (SMP) dan Chu Gakko (SMA). Di samping

itu, ada Sekolah Pertukangan (Kogyo Gakko), Sekolah Teknik Menengah

(Kogyo Sermon Gakko), dan Sekolah Guru yang dibedakan menjadi tiga

tingkatan. Sekolah Guru dua tahun (Syoto Sihan Gakko), Sekolah Guru

empat tahun (Guto Sihan Gakko), dan Sekolah Guru dua tahun (Koto

Sihan Gakko).

Seperti pada zaman Belanda, Jepang tidak menyelenggarakan jenjang

pendidikan universitas. Yang ada hanya Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika

Dai Gakko) di Jakarta, Sekolah Tinggi Teknik (Kagyo Dai Gakko) di

Bandung. Kedua Sekolah Tinggi itu meru-pakan kelanjutan pada zaman

Belanda. Untuk menyiapkan kader pamong praja diselenggarakan Sekolah

Tinggi Pamongpraja (Kenkoku Gakuin) di Jakarta.

4) Penggunaan Bahasa Indonesia. Menurut Prof. Dr. A. Teeuw (ahli Bahasa

Indonesia berkebangsaan Belanda) bahwa pendu-dukan Jepang

Gambar 2.12

Gambaran yang menunjukkan kemiskinan endemis masa

pendudukan Jepang di Indonesia (Sumber: Tugiyono, 1985).

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

36

merupakan masa bersejarah bagi Bahasa Indone-sia. Tahun 1942,

pemerintah pendudukan Jepang melarang penggunaan Bahasa Belanda

dan digantikan dengan Bahasa Indonesia. Bahkan, pada tahun 1943

semua tulisan yang berba-hasa Belanda dihapuskan diganti dengan

tulisan berbahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai bahasa pergaulan, teta-pi telah

menjadi bahasa resmi pada instansi pemerintah dan lembaga pendidikan.

Sejak saat itu, banyak karya

sastra telah ditulis dalam

Bahasa Indonesia, seperti karya

Armin Pane yang berjudul Kami

Perempuan (1943), Djinak-

djinak Merpati, Hantu

Perempuan (1944), Barang

Tidak Berharga (1945), dan

sebagai-nya. Pengarang lain

seperti Abu Hanifah yang lebih

dikenal dengan nama samaran

El Hakim dengan karyanya

berjudul Taufan di atas Angin,

Dewi Reni, dan Insan Kamil.

Selain itu, penyair terkenal pada

masa pendudukan Jepang,

Chairil Anwar yang mendapat gelar tokoh Angkatan ’45 dengan karyanya:

Aku, Kerawang Bekasi, dan sebagainya.

Dengan demikian, pemerintah pendudukan Jepang telah mem-berikan

kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk mengguna-kan dan

mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa

komunikasi, bahasa resmi, bahasa penulisan, dan sebagainya. Bahasa

Indonesia pun berkembang ke seluruh pelosok Tanah Air.

RANGKUMAN

Serangan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939 menandai

munculnya Perang Dunia II. Serangan itu akhirnya menyulut peperangan di

antara negara-negara Eropa, termasuk Amerika Serikat. Oleh karena itu perang

ini sering dinamai Perang Eropa.

Pada masa Perang Dunia II Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya.

Perang ini diawali dengan penyerbuan yang sangat gemilang pasukan tentara

Jepang ke Pangkalan Angkatan Perang Amerika di Pearl Harbour. Setelah

penyerbuan itu, bagaikan air bah tak terbendung, pasukan Jepang terus bergerak

ke selatan, dan masuk ke Indonesia. Tentara Belanda di Indonesia dengan begitu

mudahnya digilas bala tentara Jepang, Akhirnya tentara Belanda menyerah tanpa

Gambar 2.13

Para pekerja Romusha sedang bekerja (Sumber: Tugiyono, 1985)

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

37

syarat kepada bala tentara Jepang.

Setelah menguasai Indonesia, bala tentara Jepang kemudian

membentuk pemerintahan militer pendudukan Jepang, yaitu Pemerintahan

militer Angkatan Darat (Tentara Kedua Puluh Lima) untuk Sumatra. Pusatnya

di Bukittinggi, Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara Keenam Belas)

untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta dan Pemerintahan militer Angkatan

Laut (Armada Selatan Kedua) untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Pusatnya di Makasar (Ujungpandang).

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia Jepang kemudian membentuk

beberapa organisasi. Organisasi itu antara lain. Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga

Rakyat, Jawa Hokokai. Jepang juga membentuk organisasi militer, antara lain

(tanda merah di cut) Heiho dan PETA. Di samping membentuk organisasi,

Jepang juga mengadakan pengerahan tenaga rakyat secara paksa (romusha)

dan pengerahan/pengumpulan paksa hasil produk pertanian dari rakyat Indone-

sia.

Walau hanya berlangsung singkat, kurang lebih tiga setengah tahun,

pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat mendalam

bagi penderitaan bangsaIndonesia. Penderitaan, kelaparan, penyakit menjadi

bagian kehidupan yang dominan dalam masa pendudukan Jepang.

LATIHAN

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pertanyaan-pertanyaan di

bawah ini!

1. Perang Dunia II diawali oleh serangan Jerman ke ....

a. Uni Soviet

b. Inggris

c. Belanda

d. Polandia

2. Pihak-pihak yang berperang dalam perang dunia kedua adalah kelompok

negara negara poros dengan kelompok negara sekutu. Yang tidak

termasuk kelompok negara poros adalah

1. Apakah ada peperangan yang menguntungkan bagi suatu bangsa?

2. Mengapa biaya perang itu tidak dialihkan untuk membantu masyarakat yang

menderita kelaparan?

REFLEKSI

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

38

a. Jerman

b. Italia

c. Jepang

d. Perancis

3. Awal perang dunia kedua di kawasan Pasifik ditandai dengan;

a. Serbuan Bala Tentara Jepang ke pangkalan militer AS di Pearl Habour,

b. Serbuan Bala Tentara Jepang ke Filipina

c. Serbuan Bala Tentara Italia ke Indonesia

d. Serbuan Bala Tentara Jerman ke Uni Soviet

4. Bala Tentara Jepang yang tergabung dalam angkatan laut disebut

dengan

a. Rikugun

b. Kaigun

c. Heiho

d. Keibodan

e. Seinendan

5. Penandatangan penyerahan tanpa syarat tentara Belanda terhadap

tentara Jepang di Kalijati, dari pihak belanda diwakili oleh

a. Jendral Imamura

b. Jendral Tjarda

c. Jendral Ter Poorten

d. Van Mook

e. Van der Capelen

6. Organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk menghimpun kekuatan

rakyat Indonesia mendukung Jepang dalam Perang Asia Timur Raya

yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1943, dan dipimpin oleh empat

serangkai adalah

a. Chuo Sangi In

b. Jawa Hokokai

c. Putera

d. Keibodan

e. Heiho

7. Salah satu organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang di Indonesia

adalah;

a. Kompetai

b. Iinkai

c. Fujinkai

d. Keibodan

Bab II. Perang Dunia II dan Pengaruhnya Bagi Indonesia

39

e. Heiho

8. Perlawanan rakyat di Singaparna dipimpin oleh tokohdul

a. Abdul Jalil,

b. Abdul Hamid

c. Zainal Mustofa

d. Pang Suma

e. S. Papare

9. Pengerahan tenaga rakyat yang sangat menyengsarakan yang dilakukan

pemerintah pendudukan Jepang disebut,

a. Shekerei

b. Oshamu Seirei

c. Romusha

d. Rodi

e. Kerja Paksa

10. Untuk menarik dukungan penduduk setempat ketika posisi pasukan

tentara Jepang di Pasifik mulai terdesak, maka Jepang merencanakan

memberi kemerdekaan kepada Birma dan Filipina. Keputusan PM. Tojo

ini mendapat protes dari para pemimpin nasionalis di Indonesia.

Menanggapi protes tersebut, Jepang kemudian membentuk

a. BPUPKI

b. PPKI

c. Chuo Sangi In

d. Saiko Shikikan

II. Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan-pertanyaan di bawah

ini!

1. Jelaskan terjadinya Perang Dunia II di wilayah Eropa

2. Jelaskan hubungan antara Perang Dunia II dengan pendudukan Jepang

di Indonesia

3. Jelaskan bagaimana pembentukan pemerintahan militer pendudukan

Jepang di Indonesia

4. Jelaskan apa Perhimpunan Gerakan Tiga A! Berhasilkan Gerakan Tiga

A menarik massa untuk memasukinya? Mengapa demikian?

5. Jelaskan kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di bidang militer

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas IX

40

III. Isilah titik-titik di bawah ini.

1. Peristiwa yang mengawali meletusnya Perang Dunia II adallah

.....................

2. Penantanganan penyerahan Jepang kepada Sekutu yang mengakhiri

Perang Dunia II dilaksanakan di atas kapal perang ..........

3. Secara resmi Jepang menduduki Indonesia dimulai pada tanggal

...............

4. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia Jepang mengembangkan

Gerakan Tiga A. Isi dari Gerakan Tiga A adalah ..............................

5. Organisasi yang dibentuk pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal

1 Maret 1943 dengan tujuan untuk meningkatkan semangat bangsa

Indonesia dalam membantu pemerintah Jepang dalam perang melawan

Sekutu, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar

Dewantoro, dan Kyai Haji Mansyur adalah ......................